Kamis, 15 Agustus 2019

Rusia Bakal Naikkan Pajak Sawit RI 20%

Tampaknya kabut tebal yang membayangi industri kelapa sawit Indonesia belum berubah di tengah maraknya sentimen negatif dari negara asing. Setelah Eropa berencana melarang penggunaan biodiesel berbasis minyak kelapa sawit pada 2021, kini giliran Rusia yang bakal menaikkan pajak untuk komoditas sawit asal Indonesia.

Secara diam-diam, pemerintah Rusia berencana menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang masuk dari Indonesia sebesar 20 persen, dari sebelumnya 10 persen. Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Wahid Supriyadi, mengaku kenaikan pajak ini dipicu oleh adanya kesalahpahaman terkait minyak sawit yang dianggap tidak sehat.

Oleh karena itu, Indonesia harus berupaya untuk menegosiasikan rencana kebijakan ini dengan Pemerintah Rusia. “Kami bisa membuktikan bahwa minyak sawit itu aman dan sehat dikonsumsi. Saya pikir ini langkah yang sedikit diskriminatif. Kami harus menegosiasikan dengan Pemerintah Rusia,” kata Dubes Wahid, beberapa waktu lalu.

Dubes Wahid berharap dengan rencana kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia, kenaikan tarif pajak ini dapat dibatalkan dan lebih pada strategi meningkatkan perdagangan minyak sawit itu sendiri.

Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) Sahat Sinaga membenarkan bahwa wacana kenaikan tarif pajak ini sudah diketahui oleh kalangan pengusaha. “Kenaikan tarif pajak 20 persen ini harus segera dilobi oleh Pemerintah Indonesia ke Rusia, apa justifikasi dari kenaikan tersebut,” kata Sahat.

Ia berharap Presiden Joko Widodo dapat menegosiasikan hal itu saat Presiden Vladimir Putin melakukan kunjungan kerja tingkat tinggi ke Indonesia yang dijadwalkan pada tahun ini. Hal itu berkaca pada dua tahun lalu saat pemerintah melobi Rusia terkait rencana kenaikan level peroxide hingga 1 persen. Namun rencana tersebut akhirnya dapat dibatalkan setelah negosiasi kedua negara.

Meski demikian, Sahat mengaku kalangan pengusaha tidak terlalu khawatir dengan rencana kebijakan ini, apalagi Rusia cukup besar mengimpor CPO Indonesia sebesar 1 juta ton dengan nilai perdagangan mencapai 10 miliar dolar AS pada 2018. CPO Indonesia mampu memenuhi 74 persen kebutuhan konsumsi negara tersebut.

Jika kenaikan PPN 20 persen resmi diberlakukan, harga CPO di Rusia akan berada di kisaran 810 dolar AS per ton, atau lebih rendah dari harga minyak nabati jenis rapeseed sebesar 820 dolar AS per ton. “Mereka pola makannya sudah agak berubah, sudah mulai menggoreng, minyak sawit adalah yang paling cocok karena temperatur kita lebih stabil,” katanya.(*/)

Sumber: klik di sini 
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar