Senin, 27 April 2020

Sektor Perkebunan Ditiup Angin Segara Pasca Pandemi Covid-19

Meski di tengah wabah pandemi global virus corona, sektor perkebunan sawit masih mendapat angin segar berupa penyerapan biodiesel yang tinggi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyerapan biodiesel pada kuartal I 2020 mencapai sebesar 2,17 juta kiloliter. Angka tersebut setara 90,4 persen dari permintaan pembelian (purchase order/PO) sebesar 2,4 juta kiloliter.

Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Hariyanto dalam keterangannya yang diperoleh di Jakarta, Kamis mengungkapkan penurunan permintaan B30 (campuran 30 persen minyak sawit ke dalam solar) menjadi penyebab utama melesetnya target realisasi penyerapan biodiesel yang sudah dicanangkan. "Terjadi penurunan demand dari penggunaan B30 yang secara langsung mengurangi penggunaan biodiesel," ungkapnya dalam keterangan tertulis, kemarin.

Pada Januari 2020, menurut Hariyanto, volume penyerapan biodiesel sebesar 699,5 ribu kiloliter atau 87,53 persen dari PO, yaitu 789,64 ribu kiloliter. Februari, realisasi sempat mengalami pertumbuhan yang positif dengan menyentuh angka 756,96 ribu kiloliter atau 94,72 persen dari PO, yaitu 799,3 ribu kiloliter.

Sementara Maret 2020, pemanfaatan biodiesel kembali mengalami penurunan dengan hanya terserap 713,86 ribu kiloliter atau 89,32 persen dari PO, yaitu 809,95 ribu kiloliter. Konsumsi biodiesel sejak 2017 terus mengalami peningkatan.

Pada 2018, konsumsinya sebesar 3,55 juta kiloliter atau meningkat 49 persen dibandingkan 2017 sebesar 2,37 juta kiloliter. Peningkatan ini dilatarbelakangi perluasan pemanfaatan B20 ke sektor non public service obligation (PSO). Kebijakan tersebut berlanjut hingga 2019 sehingga konsumsi biodiesel berada pada angka 6,37 juta kiloliter. Realisasi ini belum termasuk tambahan volume biodiesel untuk kebutuhan uji coba B30 pada akhir 2019.

Tingginya realisasi penyerapan biodiesel menjadi ‘angin segar’ bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit di tengah pelemahan ekspor yang drastis. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) pada Januari 2020 mengalami penurunan sebesar 35,6 persen menjadi 2,39 juta ton, dari Desember 2019 sebesar 3,72 juta ton.
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menjelaskan penurunan ekspor CPO antara lain dipengaruhi karena harga minyak bumi yang tidak menentu akibat ketidaksepakatan antara OPEC dengan Rusia, serta terjadinya pandemi Virus Corona baru (COVID-19) di sejumlah negara.

"Terjadinya pandemi Corona yang melanda hampir ke seluruh dunia menyebabkan perlambatan kegiatan ekonomi global, yang berakibat pada penurunan konsumsi minyak nabati, terutama minyak nabati yang diimpor," kata Mukti.

Selain itu, penurunan ekspor yang cukup drastis dalam bulan Januari dikarenakan masih tersedianya stok di negara-negara importir utama atau importir menunggu respons pasar terhadap program B30 yang diterapkan Indonesia.

Mukti merinci bahwa penurunan ekspor CPO terjadi hampir ke semua negara tujuan yaitu ke China turun 381.000 ton (turun 57 persen), Uni Eropa turun 188.000 ton (turun 30 persen), ke India turun 141.000 ton (turun 22 persen), dan ke Amerika Serikat turun 129.000 ton (turun 64 persen).

Sementara itu ekspor CPO ke Bangladesh meningkat 40.000 ton atau sebesar 52 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan ekspor ini terjadi pada komoditas CPO, PKO, biodiesel, sementara oleokimia naik dengan 22,9 persen.

Meski kinerja ekspor turun, saat memasuki awal tahun 2020 harga CPO meningkat dengan rata-rata harga CPO CIF Rotterdam sebesar 830 dolar AS per ton, dibandingkan harga pada Desember 2019 adalah 787 dolar AS per ton.

"Harga yang baik ini diharapkan akan menjadi penyemangat bagi pekebun dan perusahaan perkebunan untuk memelihara kebun dengan lebih baik agar mendapatkan produktivitas yang tertinggi," kata Mukti.

Ada pun produksi CPO pada bulan Januari 2020 sedikit mengalami kenaikan yaitu 3,48 juta ton, dibandingkan dengan produksi bulan Desember 2019 sebesar 3,45 juta ton. Konsumsi domestik juga sedikit meningkat dari 1,45 juta ton menjadi 1,47 juta ton.(*/)

Sumber: klik di sini

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Antisipasi Dampak Covid-19, Duniaindustri.com Buka Akses 181 Database

Duniaindustri.com–pionir startup big data di sektor industri yang meliputi digital database, riset pasar, direktori perusahaan, survei perusahaan, hingga produk turunannya–ikut memberikan keringanan sebagai dampak pandemi covid-19 yang dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, Duniaindustri.com membuka akses lebih besar dan promo diskon lebih untuk seluruh 181 database spesifik, riset data industri, serta seluruh fitur yang tersedia.


Pada awal 2019, Duniaindustri.com mengembangkan fitur baru terkait survei dan market observasi perusahaan industri di Indonesia. Strategi ini dilakukan seiring dengan upaya pengembangan 15.000 database/direktori perusahaan industri di Indonesia. Dan pada akhir 2019, Duniaindustri.com mengembangkan tools atau perangkat yang dapat memonitor ekspor-impor per entitas sebagai salah satu benchmark peta persaingan pasar.

Selain itu, untuk memperkuat basis data metodologi pencarian, penyusunan, pengolahan data, detektif industri juga memperluas sumber database dengan forum group discussion (FGD), market investigation, market observation, monitoring data online, hingga survei lapangan secara berkala. Diharapkan penambahan sumber ini memberikan pelayanan yang terbaik bagi user dari sisi akurasi dan kecepatan pengolahan data.

Saat ini duniaindustri.com menghimpun lebih dari 1.000 ukm dan lebih dari 10.000 basis user baik secara perorangan maupun perusahaan, serta industrial agent dari 10 negara di dunia, seperti Korea Selatan, Jepang, Eropa, Dubai.

Program Keringanan Covid-19

Contoh Kumpulan Riset dan Database Spesifik Diskon 30% dalam bentuk print eksklusif (eksemplar terbatas)

No
Daftar Judul
Harga Reguler (di web)
Diskon
Harga Diskon
Stok Print Eksklusif
1
US$ 500
50%
US$ 250
10
2
US$ 800
50%
US$ 400
10
3
US$ 350
30%
US$ 245
10
4
US$ 250
30%
US$ 175
10
5
US$ 200
30%
US$ 140
10 eksemplar
6
US$ 700
30%
US$ 490
10 eksemplar
7
US$ 300
30%
US$ 210
10 eksemplar
8
US$ 300
50%
US$ 150
10 eksemplar
9
US$ 150
50%
US$ 75
10 eksemplar
10
US$ 200
50%
US$ 100
10 eksemplar
11
US$ 225
50%
US$ 112,5
10 eksemplar
12
US$ 175
50%
US$ 87,5
10 eksemplar
13
US$ 175
50%
US$ 87,5
10 eksemplar
14
US$ 175
50%
US$ 87,5
10 eksemplar

Syarat dan ketentuan:
* Program ini hanya berlaku selama bulan April, Mei 2020.
** Data, Database Spesifik, ataupun Riset yang diperoleh dalam bentuk print eksklusif (hardcover, art carton 150 miligram)
*** Program ini tidak disertai data, database spesifik, dan riset dalam bentuk softcopy. Untuk versi softcopy, silakan download di web duniaindustri.com
**** Harga di atas sudah termasuk biaya ongkos kirim se-Jabodetabek. Di luar itu, dikenai tarif biasa.
***** Proses print eksklusif sekitar 1-2 hari kerja dari penyerahan bukti pembayaran.
****** Untuk mengetahui outline/isi konten dan jumlah halaman, klik judul riset yang dikehendaki
******* Segera hubungi kami di sini



Riset Data Spesifik Komoditas Logam dan Market Outlook

Riset Data Spesifik Komoditas Logam Perunggu 2015-2025 (Market Outlook dan Database Buyer Asing) ini dirilis pertengahan April 2020 menampilkan riset data komprehensif, kajian spesifik, database lengkap, market analisis, market outlook, market trend untuk periode 2015-2025. Riset data ini berisi 45 halaman berukuran 3,55 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas.

Riset ini dimulai dengan menampilkan dengan menampilkan highlights perekonomian Indonesia, mulai dari indikator makro terpilih seperti pertumbuhan ekonomi makro, trend PDB dan laju pertumbuhan, Indeks Manufaktur, serta Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Juga, ditampilkan Indeks Kemudahan Berbisnis (Ease of Doing Business Index), tren investasi asing, info perizinan, lisensi, pajak, subsidi, serta peraturan untuk investasi asing, peraturan tentang pengadaan tanah, kepemilikan tanah dan informasi stabilitas politik. (halaman 2 sampai halaman 12)

Kemudian dilanjutkan pada bab selanjutnya, yakni riset data spesifik komoditas logam perunggu, market outlook dan database buyer asing. Kajian data ini dimulai dari defisini logam perunggu yang merupakan perpaduan antara logam tembaga dan unsur lain seperti timah ataupun aluminium. (halaman 13) Juga dijabarkan potensi bahan baku dari logam asal perunggu di Indonesia. (halaman 14)

Materi utama pembentuk logam perunggu ditampilkan dalam penjabaran di halaman 15. Disusul kemudian, karakteristik utama dan kegunaan dari logam perunggu yang banyak digunakan saat ini. (halaman 16) Secara spesifik, manfaat logam perunggu ditampilkan dengan detail di lima sektor utama kehidupan manusia. (halaman 17).

Masuk pada pembahasan inti, Riset Data Spesifik Komoditas Logam Perunggu 2015-2025 (Market Outlook dan Database Buyer Asing) ini membedah neraca pasokan dan permintaan (supply-demand) logam perunggu di Indonesia dalam market trend periode 2015-2019. (halaman 18) Tren pertumbuhan, kapasitas terpasang, kapasitas produksi riil, serta neraca ekspor-impor ditampilkan dalam grafik yang menarik sehingga memudahkan. (halaman 19)

Secara spesifik, perkembangan market demand, produksi lokal, kapasitas terpasang, utilisasi, serta neraca ekspor-impor logam perunggu di Indonesia dijabarkan pada halaman 20. Juga, ditampilkan market analysis untuk memperkuat tampilan data (halaman 21). Kemudian, market outlook demand logam perunggu di Indonesia periode 2019-2025 ditampilkan pada halaman 22. Tidak ketinggalan, ditampilkan outlook demand, produksi lokal, kapasitas terpasang logam perunggu di Indonesia dijabarkan pada halaman 23. Lebih lengkap lagi, market outlook dibuat dengan tiga skenario sehingga dapat mendekatkan pada kondisi riil.

Segmentasi pasar tujuan ekspor menjadi pembahasan di bab berikutnya. Ditampilkan top 10 negara tujuan ekspor logam perunggu dari Indonesia pada periode 2015-2019 di halaman 24 dan halaman 25. Sedangkan top 10 negara utama asal impor logam perunggu ditampilkan pada halaman 26 dan 27.
Beralih ke produksi lokal, pada halaman 28 hingga halaman 30 ditampilkan market profiling top 10 produsen lokal terbesar di Indonesia, berdasarkan kapasitas produksi dan jumlah tenaga kerjanya. Sebagai data tambahan, ditampilkan juga database importir dan database eksportir pada halaman 31 dan halaman 32.

Sebagai penutup, ditampilkan juga database perusahaan buyer (pembeli) asing yang mencapai 360 perusahaan asing untuk memudahkan pelacakan target ekspor logam perunggu dari Indonesia. Database buyer asing itu ditampilkan pada halaman 33 hingga halaman 45.

Detail penjelasan Riset Data Spesifik Komoditas Logam Perunggu 2015-2025 (Market Outlook dan Database Buyer Asing) ini meliputi sebanyak 45 halaman pdf dan berukuran 3,55 MB. Riset spesifik ini dihasilkan oleh tim duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari big data Duniaindustri.com, digital database, kementerian terkait, asosiasi industri, serta sejumlah perusahaan market leader di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan.(*)

Sumber: klik di sini


Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Mayoritas Perusahaan Industri Terdampak Covid-19, Pebisnis Mesti Cepat Adaptasi

Makin luasnya dampak pandemi virus corona (covid-19) terhadap aktivitas bisnis di Indonesia menyisakan pergeseran pasar secara dramatis dan mendasar. Perubahan drastis market trend iklim usaha selama sebulan terakhir menyiratkan dua hal fundamental, yakni cepat beradaptasi atau tergilas.

Data terbaru mengungkap bahwa mayoritas perusahaan industri di Indonesia terdampak paling keras (hard hit) oleh wabah corona, dimulai dari pembatasan sosial hingga melemahnya pasar secara dramatis. Apalagi diketahui sekitar 60% dari total perusahaan industri di Indonesia mengalami ekses negatif paling menderita (hard hit/hard suffer) akibat pandemi corona, menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Selama sebulan penuh bahkan lebih, iklim usaha diobrak-abrik pandemi global yang meluluhlantahkan tatanan bisnis yang selama ini terbina. Penjualan sejumlah perusahaan industri terguncang pembatasan aktivitas sosial, diperparah dengan guncangan cash-flow terutama bagi industri skala menengah kecil. Duniaindustri.com mencermati market trend dari guncangan arus kas terutama terjadi di sektor usaha skala menengah kecil yang menggantungkan pemasukan harian ataupun mingguan. Sementara industri besar masih bisa bertahan selama 2 bulan, meski masih terkendala distribusi dan logistik terutama terkait pasokan bahan baku dan pemasok yang biasanya ukuran bisnisnya lebih kecil.

Rantai pasok industri yang merupakan hubungan antara industri skala besar dan ratusan pemasok dengan skala usaha menengah ataupu kecil juga berpotensi terganggu oleh guncangan pandemi corona. Tanpa para pemasok, industri skala besar pun tampaknya akan kesulitan untuk menunjang keberlanjutan produksi dengan utilisasi optimal. Dampaknya berantai, baik industri skala besar maupun skala menengah kecil akan beroperasi di tingkat minimum untuk mengefisienkan cost. Kondisi itu yang diperkirakan terjadi di 60% perusahaan industri yang terdampak pandemi virus corona.

Kemenperin telah mengelompokkan tiga kelas industri yang terdampak wabah corona di Indonesia, masing-masing industri yang paling terdampak (hard hit/suffer), kelas moderat dan kelas dengan demang yang tinggi. Meski banyak industri yang terkena dampak buruk dari wabah ini, namun ternyata terdapat beberapa industri yang justru memetik berkah dari wabah tersebut.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menerangkan, untuk kelas yang paling menderita (suffer) sebanyak 60 persen dari total industri dan 40 persennya kelas moderat dan demand tinggi. Beberapa contoh kelompok industri yang masuk dalam kelas suffer di antaranya adalah industri logam, industri otomotif, industri peralatan listrik, industri semen, keramik, industri pariwisata, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan lainnya. Sementara kelas yang moderat adalah industri petrokimia. Sedangkan kelas dengan demand tinggi industri kesehatan, farmasi dan makanan - minuman.

Dengan tiga kelas yang dikelompokkan tersebut, Agus menegaskan bahwa kelompok suffer adalah industri yang harus paling mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah. Sebab selain banyak jumlahnya, kontribusi industri-industri tersebut terhadap PDB industri cukup besar.

"Industri TPT terpaksa memang kita masukkan dalam kategori suffer karena walalaupun sektor TPT dia bisa melakukan diversifikasi produk bahkan masih bisa ekspor, tetapi karena dalam data per hari ini sektor TPT telah merumahkan 1,5 juta karyawannya," kata Agus Gumiwang dalam teleconference, Selasa (21/4).

Agus menambahkan dengan berbagai paket stimulus yang diberikan pemerintah khususnya dalam penanganan wabah corona ini diharapkan secara perlahan-lahan industri-industri yang masuk dalam kategori suffer dapat kembali bergairah. Namun begitu dari klasifikasi industri kecil, menengah dan besar, Agus memperkirakan apabila wabah corona ini tidak segera berakhir akan banyak sektor industri yang masuk dalam kategori industri kecil menengah (IKM) yang akan gulung tikar.

"Untuk perusahaan yang gulung tikar sedang kami data yang pasti IKM menjadi sektor yang paling suffer dan setelah covid lenyap maka IKM menjadi sektor yang mungkin terbanyak melakukan gulung tikar termasuk PHK dan perumahan karyawannya," pungkas Agus.(*/)

Sumber: klik di sini

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini