Kamis, 19 April 2018

Database Tren Penjualan Sepeda Motor di Kuartal I 2018

Penjualan sepeda motor merek Yamaha dan Kawasaki tercatat melonjak pada kuartal 1 2018 secara tahunan, melampaui tiga merek lainnya yang tercatat membukukan pertumbuhan penjualan negatif. Penjualan sepeda motor merek Yamaha tercatat naik sebesar 19,56% dan Kawasaki tumbuh 31,58%.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total penjualan kendaraan roda dua di Indonesia pada kuartal 1 2018 tumbuh sebesar 4% menjadi 1,46 juta unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 1,4 juta unit. Kenaikan penjualan ditopang gencarnya promosi yang dilakukan merek serta hadirnya model baru yang mendorong minat beli konsumen.

Dari jumlah itu, ternyata peta persaingan merek sepeda motor makin menghangat. Sepeda motor merek Honda, market leader di Indonesia, justru mencatat penurunan penjualan di kuartal 1 2018 sebesar 0,36% menjadi 1,069 juta unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 1,073 juta unit.

Sedangkan Yamaha, market leader kedua, mencatatkan kinerja positif sebesar 19,56% menjadi 341.544 unit di kuartal 1 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu 285.668 unit. Demikian juga Kawasaki yang membukukan pertumbuhan 31,58% menjadi 31.934 unit dari sebelumnya 24.269 unit.

Sementara penjualan tiga merek kendaraan roda dua lainnya pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Distribusi penjualan Suzuki tercatat lebih rendah 18,80% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni dari 18.015 unit menjadi 14.628 unit. Adapun penjualan kendaraan roda dua merek TVS mencatatkan kinerja lebih rendah 77,11% pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pada Januari-Maret 2018, TVS tercatat hanya menjual 92 unit kendaraan roda duanya di pasar Indonesia. Sementara pada Januari-Maret 2017, TVS melakukan distribusi hingga 402 unit sepeda motor.

Meski tercatat menurun, PT Astra Honda Motor (AHM) masih optimistis meraup pertumbuhan penjualan positif tahun ini. Thomas Wijaya, Direktur Marketing PT Astra Honda Motor menilai masuk kuartal II 2018 pasar mulai tampak naik. “Kami lihat di semester satu ini, terutama kuartal dua cenderung ada kenaikan,” ungkapnya.

Masuk kuartal II dengan momentum lebaran, Astra Honda Motor berharap dapat menggenjot penjualan sepeda motor. “Untuk itu kami masih optimis volume sekitar 4,4 juta-4,6 juta unit tahun ini,” tutur Thomas.

Review Penjualan 2017

Penjualan sepeda motor domestik mencapai 5.886.103 unit pada 2017, turun 0,7% dari 2016 sebanyak 5.931.285 unit. Jumlah itu sedikit di bawah target yang dipatok Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sebanyak 5,9 juta unit.

Pasar sepeda motor domestik sebenarnya membaik memasuki paruh kedua tahun 2017. AISI menaikkan target penjualan motor dari 5,75 juta unit menjadi 5,9 juta unit. Namun, jebloknya penjualan pada Desember 2017 membuat target baru AISI tak tercapai.

Berdasarkan data AISI, penjualan motor pada Desember 2017 hanya 415.996 unit, terendah sejak Juni 2017. Jumlah itu melorot 24,4% dari November 2017 sebanyak 550.303 unit dan 5% dari bulan sama 2016 sebanyak 437.764 unit. Hal itu dipicu pendeknya hari kerja pada bulan Desember 2017 seiring dengan adanya libur Natal dan menjelang Tahun Baru 2018.

Sementara itu, ekspor sepeda motor pada 2017 mencapai 431.187 unit. Secara total penjualan domestik maupun ekspor mencapai 6.317.290 unit, naik 1,64% dibandingkan 2016 sebanyak 6.215.350 unit. Data itu menyebutkan, Honda mencetak penjualan 4.385.888 unit, tertinggi di Indonesia, dengan pangsa pasar 74,5%, diikuti Yamaha 1.348.211 unit, Kawasaki 78.637 unit, Suzuki 72.191 unit, dan TVS 1.176 unit.

Segmen motor terlaris masih dipegang skuter otomatik (skutik). Pada 2017, penjualan skutik mencapai 4.848.540 unit atau 82,37%, diiikuti sport 541.159 unit (9,2%), bebek 496.104 unit (8,43%). Skutik diminati lantaran praktis dan cocok dengan kondisi jalanan di perkotaan. Selain itu, saat ini, skutik makin irit bahan bakar, seiring dirilisnya teknologi injeksi.

Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, menilai penjualan motor domestik tahun lalu cukup baik, walau sedikit di bawah target. Karenanya, AISI sempat mengoreksi target penjualan menjadi 5,75 juta unit dari 5,9 juta unit, seiring jebloknya penjualan semester I. Hal itu salah satunya dipicu kenaikan biaya pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, seperti BPKB dan STNK.

Tahun 2018, AISI menargetkan penjualan motor domestik 6,1 juta unit. Target ini realistis, jika melihat kondisi penjualan yang mulai stabil semester II-2017. Target tersebut bisa tercapai asalkan situasi tetap kondusif, terutama di tahun politik. Sementara itu, ekspor ditargetkan naik 30-40%, karena produk Indonesia masih cukup kompetitif untuk bersaing di pasar global.

“Pemerintah sudah berjanji tidak ada kenaikan harga listrik dan BBM. Selain itu, tidak ada kenaikan biaya pengurusan STNK ataupun BPKP, sehingga diharapkan bisa membangkitkan daya beli,” ujar Sigit Kumala.(*)

Sumber: klik di sini


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Rabu, 18 April 2018

Mengenal Bentuk Kampanye Negatif Eropa terhadap Minyak Sawit

Jaringan supermarket Inggris, UK Iceland Co, dinilai bertindak diskriminatif terhadap industri kelapa sawit Indonesia dengan melakukan kampanye penghentian penggunaan minyak sawit pada merknya di akhir 2018. Tindakan tersebut berpotensi mendiskreditkan citra positif kelapa sawit secara global serta menyesatkan konsumen, sekaligus menjadi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit di dunia.


Atas dasar itu, Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC) atau Dewan Negara Produsen Kelapa Sawit yang beranggotakan 10 negara memprotes kebijakan UK Iceland Co karena dinilai diskriminatif dan mendiskreditkan citra positif kelapa sawit di Eropa. Protes tersebut dilayangkan Direktur Eksekutif CPOPC Mahendra Siregar kepada Managing Director Iceland Foods Ltd, Richard Walker, dalam suratnya pada pertengahan April 2018.

Mahendra Siregar menyatakan CPOPC menilai kebijakan UK Iceland Co akan menyesatkan konsumen secara global. Perlu disadari, produktivitas minyak sawit terbukti menjadi minyak nabati yang paling berkelanjutan dan faktor kunci untuk melindungi lahan global terutama karena permintaan minyak nabati terus tumbuh. Misalnya, rape seed menghasilkan 0,3 ton minyak per hektar, kedelai dan bunga matahari 0,6 ton per hektare, dibandingkan dengan minyak sawit yang sekarang berproduksi di kisaran 6 ton per hektare.

“Karena itu, kampanye penghentian penggunaan minyak sawit oleh Iceland Co justru akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan baru yang lebih besar untuk menggantikan jumlah lahan pertanian kelapa sawit yang sama, yang tidak mungkin dalam skala global apalagi di Eropa. Dari perspektif negara produsen minyak sawit, inilah yang kami anggap sebagai sifat diskriminatif yang justru menyebabkan degradasi tanah yang parah, perusakan flora dan fauna, pencemaran air tanah dan lautan, serta peningkatan emisi CO2 dari penggunaan lahan alternatif,” ujar Mahendra.

Selain faktor-faktor di atas, menurut dia, kampanye penghentian penggunaan minyak sawit oleh Iceland Co juga akan memicu konsumsi air yang lebih besar. Sebab, produksi minyak sawit terbukti menghemat lebih banyak air dibanding minyak nabati lainnya.

Iceland Co merupakan salah satu jaringan supermarket terbesar di Eropa dengan total jumlah gerai mencapai 857 unit di seluruh Eropa, mayoritas di Inggris. Iceland Co juga memproduksi dan menjual makanan beku, termasuk makanan siap saji dan sayuran. Perusahaan ritel ini memiliki sekitar 2,2% pangsa pasar makanan di Inggris.

“Kami percaya bahwa CPOPC dan UK Iceland dapat berbagi kepedulian yang sama terhadap lingkungan. Tentu saja, negara-negara penghasil kelapa sawit ingin melindungi warisan alam mereka sendiri selama beberapa generasi yang Anda sebutkan sebagai permata mahkota planet kita,” ucap Mahendra.

Dia menegaskan upaya yang dilakukan untuk mencapai keberlanjutan dalam minyak sawit cukup besar. Presiden Indonesia Joko Widodo sedang memelopori kampanye penanaman kembali varietas kelapa sawit unggul di lahan pertanian yang ada untuk mendukung petani kecil dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan mereka, sementara tidak memperluas lahan pertanian.

“Anda menyebutkan kunjungan terakhir Anda ke Indonesia, dan CPOPC memahami bahwa masih ada pekerjaan yang sedang berlangsung tentang keberlanjutan, tetapi kami dengan hormat menekankan perlunya menyeimbangkan narasi. Penting juga untuk diingat bahwa minyak sawit telah meningkatkan mata pencaharian puluhan juta petani kecil dan pekerja di lebih dari 12 negara di seluruh dunia. Dalam hal ini, negara-negara penghasil kelapa sawit berkomitmen penuh terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2030, untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan sosial dengan masalah lingkungan,” tuturnya.

Di sisi lain, Mahendra mempertanyakan kebijakan UK Iceland Co yang mendengarkan 85% konsumen bahwa mereka menentang penggunaan minyak sawit. “Saya tidak terkejut dengan angka ini mengingat kampanye bersama di Uni Eropa yang memilih untuk membedakan minyak sawit dari minyak nabati lainnya. Namun, CPOPC menganggap bahwa klaim yang dibuat terhadap minyak sawit menyesatkan konsumen atas manfaat lingkungan dari minyak nabati lainnya, dan jaringan ritel (supermarket) di seluruh Uni Eropa harus mengingat hal ini,” paparnya.

Mahendra menegaskan tindakan UK Iceland Co yang menghentikan penggunakan kelapa sawit tidak akan mencapai tujuan. Pasalnya, pasokan minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa terus menurun. “Patut dipertanyakan tindakan UK Iceland Co apakah akan mencapai tujuan yang dicari? Karena pasokan minyak sawit Indonesia ke UE terus menurun dari sekitar 75 persen pada tahun 1990 menjadi 18 persen pada tahun 2017, mengingat permintaan domestik dan regional di negara-negara berkembang meningkat,” ucapnya.

Dia menerangkan CPOPC mengakui bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai dan mempromosikan keberlanjutan lebih lanjut untuk minyak sawit. “Tetapi kami juga percaya bahwa bukan maksud dari UK Iceland untuk melemahkan upaya saat ini yang sedang dilakukan. Karena itu saya berharap mengundang Managing Director Iceland Foods Ltd, Richard Walker,untuk bertemu CPOPC untuk melihat bagaimana dapat bekerja sama di masa depan,” katanya.(*)

Sumber: klik di sini


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Minggu, 15 April 2018

Database Terbaru Tren Pasar Semen di Kuartal 1 2018

Penjualan Semen Curah Melonjak 19%, Terdorong Ratusan Proyek Infrastruktur

JAKARTA - Penjualan semen di Indonesia pada kuartal I 2018 mencapai 15,72 juta ton tumbuh 6,6% dibanding kuartal I 2017 sebanyak 14,75 juta ton. Seiring dengan itu, penjualan semen curah (bulk) melonjak 19% di kuartal I 2018 secara tahunan, terdorong percepatan realisasi ratusan proyek infrastruktur pemerintah.

Seperti diprediksi Duniaindustri.com, pertumbuhan penjualan semen di Indonesia pada kuartal I 2018 didorong peningkatan pesat di daerah Sumatera yang tumbuh 11,7%, persentase pertumbuhan tertinggi secara kawasan di Indonesia. Penjualan semen di Sumatera pada kuartal I 2018 tumbuh menjadi 3,43 juta ton.

Disusul kemudian pasar semen di Kalimantan yang tumbuh 11,5% menjadi 1,03 juta ton pada kuartal I 2017 secara tahunan. Pasar semen di Jawa tercatat tumbuh tertinggi ketiga, dengan persentase pertumbuhan 6,1% menjadi 8,78 juta ton pada kuartal I 2018. Dilanjutkan pasar semen di Sulawesi yang tumbuh 5,9% menjadi 1,27 juta ton.

Realisasi proyek infrastruktur pemerintah yang dipercepat ikut mendorong pasar semen di Indonesia hingga kuartal I 2018. Terbukti, pertumbuhan penjualan semen curah (bulk) melampaui penjualan semen kemasan (bag). Pada kuartal I 2018, pertumbuhan penjualan semen curah melonjak 19% secara tahunan, didorong percepatan realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Lebih detail lagi, lonjakan penjualan semen curah terlihat pada Maret 2018 yang meroket 40% secara tahunan, berdasarkan data yang dikumpulkan dari market leader industri semen.

Sedangkan kenaikan penjualan semen kemasan (bag) lebih tipis, hanya membukukan pertumbuhan 3% di kuartal I 2018. Meski demikian, tim Duniaindustri.com menilai, justru persaingan sengit terjadi di segmen kemasan (bag), mengingat para pemain baru (new comers) gencar melakukan penetrasi pasar dan promosi. Hal ini membuat market leader industri semen terpaksa membuat strategi tandingan untuk menghalang para new comers.

Pada Maret 2018, penjualan semen di Indonesia tumbuh 3,5% menjadi 5,2 juta ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 5,02 juta ton. Pertumbuhan tertinggi penjualan semen pada Maret 2018 tetap dipegang Sumatera dengan persentase pertumbuhan 8,8%, disusul Kalimantan 7%, dan Jawa 4,3%. Sementara pertumbuhan penjualan di Nusa Tenggara dan Maluku – Papua tercatat negatif.

Pengaruh Proyek Infrastruktur

Ratusan proyek infrastruktur dengan estimasi nilai total Rp 990 triliun telah diselesaikan pemerintah sebagai bagian dari percepatan realisasi proyek strategis nasional (PSN). Tercatat dalam rentang waktu 2015-2017, alokasi dana pemerintah untuk pembangunan infrastruktur mencapai Rp 990 triliun. Rinciannya, Rp 290 triliun pada 2015, Rp 313 triliun pada 2016, dan melonjak menjadi Rp 387 triliun pada 2017. Tahun ini, gebrakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla belum kendur. Anggaran pembangunan infrastruktur tambah ‘gila’ lagi, mencapai Rp 409 triliun.

Apa yang sudah dibangun dengan uang sebanyak itu? Pemerintah mengklaim 300 kilometer jalan tol telah terbangun, juga 2.623 kilometer jalan nasional mulai dari Trans-Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Ada pula pembangunan jembatan yang mencapai 25.149 meter, 81 pelabuhan, tujuh bandara baru, pembenahan 439 bandara, pembangunan ratusan kilometer rel kereta api, hingga 33 waduk.

Meski demikian, pemerintah mengakui, Rp 990 triliun bukanlah uang yang cukup untuk mengejar ketertinggalan infrastuktur Indonesia dari negara lain. Hingga 2019 mendatang, pembangunan Indonesia membutuhkan setidaknya Rp 4.197 triliun yang terangkum dalam 245 proyek strategis nasional (PSN). Dari total kebutuhan anggaran itu, pemerintah hanya mampu membiayai 33% atau sekitar Rp 1.551 triliun saja. Adapun, 25% atau Rp 1.175 triliun-nya berasal BUMN. Sisanya, sebesar 42% atau Rp 1.974 triliun didorong berasal dari swasta.

Secara teoritis, memang proyek infrastruktur bisa menjadi mesin penggerak pertumbuhan sektor-sektor ekonomi. Proyek infrastruktur dalam menimbulkan efek berantai (multiplier effect) ke semua lini yang memutar perekonomian lebih kencang. Namun, sekali lagi, kerja belum usai. Masih banyak proyek infrastuktur yang harus direalisasikan hingga 2019. Di sisi lain, masih ada sedikitnya dua pekerjaan rumah (PR) yang mesti dibenahi pemerintah.

Mengutip Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, ada dua hal yang dapat mengoptimalkan efek berantai dari proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Pertama, keberpihakan pemerintah terhadap industri lokal sebagai pendukung proyek infrastruktur.

“Kalau kita lihat di 2017, kita banyak mengerjakan proyek infrastruktur, tapi terjadi over suplai semen. Dan tidak ada satu baja pun dari dalam negeri. Karena apa? Karena mereka (BUMN karya) cari jalan instan. Yang murah impor. Ini yang akhirnya percepatan proyek infrastruktur tidak punya multiplier effect dalam jangka pendek. Karena semua capital insentive, apalagi di-support dari barang-barang impor,” kata Enny.

Dan kedua, lanjut dia, pemerintah perlu membangkitkan produktivitas serta output masyarakat daerah sehingga memanfaatkan proyek infrastruktur. Pembangunan infrastruktur fisik merupakan bagian integral dari pembangunan perekonomian yang bertumpu pada peningkatan produktivitas. Di sinilah peran pemerintah untuk mendorong produktivitas.(*)

Sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Mencermati Penetrasi Kompetitor, Mencari Faktor Pembeda

Membahas persaingan industri seakan tidak ada habisnya. Di dunia yang semakin canggih ini, persaingan bergerak sangat dinamis. Inovasi seakan terus bergerak dari satu merek ke merek yang lain. Konsumen pun saat ini diberikan banyak pilihan lantaran pelaku industrinya semakin banyak. Itulah fenomena yang tengah terjadi. Namun, seperti apa arah persaingan bisnis ke depannya?

Dalam persaingan bisnis, pasti ada pihak yang unggul dan ada yang tertinggal. Kita bisa menjadikan persaingan menjadi sebuah booster bagi bisnis kita untuk maju karena dengan adanya persaingan, maka akan membuat kita semakin tertantang untuk membuktikan bahwa bisnis kitalah yang terbaik. 

Inovasi  
Setelah memiliki merek, maka kita membutuhkan sebuah faktor pembeda dengan bisnis lain. Perbedaan antara produk kita dengan produk orang lain. Apa yang bisa kita unggulkan dari produk kita, entah harganya yang lebih murah, kualitas yang terjamin, layanan tambahan, dan lain-lain. Karena bagi masyarakat, mereka akan memilih produk yang memiliki kualitas yang terbaik dengan harga yang bisa mereka jangkau. Kita harus memilikinya dalam produk atau jasa kita. Pelayanan apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat yang bisnis lainnya tidak bisa berikan.

Target  Pasar yang Tepat Sasaran
Fokuslah pada segmen pasar yang menjadi target kita. Contohnya kita menarget masyarakat kalangan menengah, maka sesuaikanlah produk kita sesuai kemampuan mereka. Jangan sampai kita salah dalam menarget pasar, dengan menawarkan produk yang tidak sesuai dengan target pasar tersebut.

Lebih parah lagi bila produk tersebut tidak cocok untuk berbagai kalangan, misalnya bagi kalangan atas mutu produk kita terlalu rendah, dan bagi kalangan bawah terlalu tinggi harganya. Ini akan membuat produk kita tidak laku di berbagai kalangan, baik atas, menengah atapun bawah. Fokuslah pada satu segmen yang kita tuju, dan buatlah segmen tersebut merasa nyaman menggunakan produk kita.

Perhatikan Kepuasan Pelanggan
Pelanggan adalah raja, banyak pebisnis yang bilang begitu. Memang betul, jika tidak ada pelanggan, maka siapa yang akan membeli produk kita atau memakai jasa kita? Memang betul juga kalau pelanggan adalah raja yang harus diperlakukan dengan baik.

Kita harus bisa membuat sebuah produk kita dikenali dan digunakan oleh masyarakat. Buatlah mereka merasa bahwa produk kita itu lebih baik dari yang lain. Mulai dari segi kualitas produk kita / keunggulan, lalu harga yang mudah dijangkau masyarakat. Karena jika masyarakat merasa senang saat menggunakan produk atau jasa kita, maka mereka tidak akan pernah meninggalkan kita.

Ikuti Tren/Perkembangan
Tren memang seperti sebuah musim, silih berganti dan terkadang kembali lagi. Tetapi ada baiknya kita juga ikut masuk dalam arus tren yang sedang heboh saat itu. Masyarakat akan selalu mengikuti tren yang sedang meriah saat itu, dan itu merupakan ladang penghasilan bagi kita para pebisnis jika kita bisa menarik mereka untuk menggunakan produk atau jasa kita yang menyesuaikan tren yang ada.

Belajar dari Pesaing
Mungkin kita sering melihat iklan di Televisi, sebuah produk yang melakukan “plagiat” dari produk lain yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya itu tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Mengapa? Karena mereka para pebisnis melakukan pengamatan kepada pesaing bisnis mereka, dan mengambil pelajaran dari sana.

Dengan demikian, mereka bisa memperbaiki produk mereka dan mengembangkan apa kekurangan dari produk mereka. Bahkan, ada juga yang sampai meniru keunggulan produk lain untuk ditanamkan ke dalam produknya.

Setelah memperhatikan sejumlah faktor di atas, pelaku bisnis juga perlu mencermati tren yang sedang berkembang saat ini. 
Persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan harga jual pun kini menjadi terbatas. Tidak lagi mudah bagi produsen mematok laba yang tinggi dengan menaikkan harga. Sebab harga yang tinggi membuat produk tersebut akan dijauhi oleh pembelinya. Pembeli akan lebih beralih ke produk yang berkualitas baik, namun berharga murah, serta mempunyai layanan purna jual cepat dan mudah. Ironisnya, dengan kondisi pasar yang semakin sulit ini, manajemen justru dituntut untuk meningkatkan laba perusahaan. Tidak ada pilihan lain, bahwa tuntutan itu hanya bisa dilakukan jika perusahaan mampu menurunkan biaya (cost reduction) dan menghilangkan proses-proses yang tidak memberikan nilai tambah.

Berbicara nilai tambah, makin banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi informatika terkini untuk meningkatkan kemampuan dan strategi penetrasi pasar. Tak ketinggalan teknologi big data.


Karena itu, Duniaindustri.com, sebuah startup khusus di segmen industri, berupaya untuk memfasilitas hal tersebut dengan terus mengupdate database industri. Selain itu, Duniaindustri.com juga meningkatkan pelayanan bagi pelanggan dan keamanan bertransaksi online dengan mengadopsi teknologi "easy digital download". Dengan teknologi ini, user atau pelanggan dapat dengan mudah bertransaksi serta mengakses database industri secara lebih cepat, praktis, kapanpun dan di manapun berada.


Saat ini lebih dari 153 data historis industri dari berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia, makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen, perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media, consumer, hingga makro-ekonomi, menjadi kumpulan database di duniaindustri.com.

Per awal April 2017, detektif industri juga dilengkapi tools (instrumen analisis) untuk melakukan market intelligence (competitor intelligence) dengan lebih terukur, komprehensif, dan berkesinambungan. Duniaindustri.com juga memperluas coverage basis data dan database spesifik guna menangkap seluruh aktivitas industri di seluruh sektor usaha di Indonesia.




Sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini