Sabtu, 03 Agustus 2019

Database Persaingan Pasar Industri Rokok di Indonesia

Peta pemimpin pasar (market leader) di industri rokok, terutama segmen sigaret kretek mesin (SKM), tampaknya telah bergeser. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) berhasil menaklukkan dominasi market leader PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dari sisi nilai penjualan rokok.

Pada semester I 2019, nilai penjualan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik drastis dan melampaui penjualan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), yang telah puluhan tahun menguasai takhta nilai penjualan rokok terbesar di negeri ini. Berdasarkan laporan keuangan, Gudang Garam mengantongi nilai penjualan sebesar Rp 52,74 triliun di semester I 2019, naik 16,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 45,31 triliun. Sedangkan HM Sampoerna pada semester I 2019 hanya meraih penjualan Rp 50,72 triliun, tumbuh 3,18% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 49,16 triliun.

Gudang Garam mencatat pertumbuhan tinggi dari sisi penjualan karena ditopang kenaikan sigaret kretek mesin (SKM) yang tumbuh hampir 20% dengan angka penjualan Rp 48,28 triliun. Segmen SKM Gudang Garam berkontribusi 91,5% terhadap total pendapatan Gudang Garam.

Sementara itu, penjualan rokok sigaret kretek tangan (SKT) Gudang Garam sebesar Rp 3,8 triliun. Nilai tersebut naik 4,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Terakhir rokok kertas karton penjualannya sebesar Rp 515,83 miliar.

Di sisi lain, HM Sampoerna yang juga mengandalkan segmen SKM justru tidak meraih pertumbuhan yang tinggi. Berdasarkan laporan keuangan HM Sampoerna, nilai penjualan SKM HM Sampoerna hanya naik hampir 5% menjadi Rp 35,93 triliun di semester I 2019, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Segmen SKM berkontribusi 71% terhadap total pendapatan HM Sampoerna.

Duniaindustri.com menganalisis sejumlah strategi Gudang Garam untuk menumbangkan tahkta HM Sampoerna. Pertama, strategi Gudang Garam di semester I 2019 itu antara lain memfokuskan penjualan untuk segmen SKM di pasar lokal. Terbukti, penjualan segmen SKM Gudang Garam di pasar lokal tumbuh hampir 20% dengan angka penjualan Rp 48,28 triliun. Kedua, dengan fokus ke pasar lokal, Gudang Garam ‘relatif’ mengorbankan volume penjualan ekspor untuk segmen SKM. Terbukti, menurut laporan keuangan perseroan, penjualan ekspor segmen SKM GGRM di semester I 2019 justru turun 28% menjadi Rp 698 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 970 miliar.

Ketiga, dengan fokus pada penjualan segmen SKM di pasar lokal, Gudang Garam juga ‘relatif’ mengorbankan segmen sigaret kretek tangan (SKT). Terbukti, penjualan segmen SKT Gudang Garam sangat kecil dibanding segmen SKM. Keempat, untuk memaksimalkan penjualan SKM di semester I 2019, Gudang Garam juga mengoptimalkan persediaan (stok) produk di pasar untuk menggeber volume penjualan SKM di pasar lokal. Terbukti, berdasarkan laporan keuangan perseroan, persediaan awal barang jadi perseroan cukup tinggi di semester I 2019, sementara pembelian bahan baku tidak tumbuh tinggi di periode tersebut.

Tren Produksi Turun

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim menjelaskan produksi rokok di Indonesia sepanjang 2014-2018 turun 12 miliar batang. Produksi rokok turun dari 344,52 miliar batang pada 2014 menjadi 332,38 miliar batang pada 2018. Hal itu mengakibatkan pendapatan negara terpangkas Rp 1,2 triliun per tahun.
Kelompok sigaret keretek tangan (SKT) yang menyerap paling banyak tenaga kerja pada sektor industri pengolahan tembakau anjlok 11,86 persen. “Dampak dari penurunan SKT pasti penurunan tenaga kerja di industri tersebut,” ujarnya.

Penurunan jumlah produksi rokok membuat pendapatan negara hilang Rp 4,8 triliun dalam empat tahun. Nilai pemangkasan itu paling rendah karena mengacu ke tarif cukai terkecil, yakni Rp 100 per batang untuk kelompok SKT. Padahal, tarif cukai bisa mencapai Rp 625 per batang. "Segmen lain ada yang turun dan ada yang naik produksinya," ujarnya.(*/)

Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar