Sejumlah produk yakni pakaian (sandang), aksesoris otomotif, serta makanan minuman dan tembakau memasuki fase kontraksi (perlambatan pertumbuhan) pada dua bulan pertama 2020. Hal itu terungkap dalam hasil survei penjualan eceran yang dirilis Bank Indonesia, Selasa (10/3).
Hasil survey itu mengindikasikan kinerja penjualan eceran pada Januari 2020 relatif stabil, meski tetap menunjukkan fase kontraksi. Indeks penjualan riil (IPR) Januari 2020 tercatat sebesar 217,5, atau turun -0,3% (yoy), meski sedikit membaik dari -0,5% (yoy) pada Desember 2019. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi penjualan sub kelompok komoditas sandang sebesar -27,5% (yoy), turun dari 0,7% (yoy) pada Desember 2019. Selain itu, pertumbuhan penjualan kelompok suku cadang dan aksesoris juga tercatat melambat dari 15,7% (yoy) pada Desember 2019 menjadi hanya 6,2% (yoy) pada Januari 2020.
Penjualan eceran periode Februari 2020 diprakirakan mengalami kontraksi yang semakin dalam. Hal ini terindikasi dari IPR Februari 2020 sebesar 214, atau turun -1,9% (yoy), lebih dalam dari -0,3 (yoy) pada Januari 2020. Kontraksi penjualan diindikasikan terjadi pada sejumlah kelompok komoditas, antara lain pada sub kelompok sandang serta peralatan informasi dan komunikasi, masing-masing sebesar -29,3% (yoy) dan -6% (yoy), lebih dalam dari -27,5% (yoy) dan -3,1% (yoy) pada bulan sebelumnya. Selain itu, terjadi perlambatan penjualan untuk kelompok suku cadang dan aksesori serta makanan, minuman, dan tembakau yang pada Februari 2020 masing-masing tercatat tumbuh 3% (yoy) dan 0,8% (yoy), lebih rendah dari 6,2% (yoy) dan 3,5% (yoy) pada Januari 2020.
Secara regional, penurunan kinerja penjualan eceran pada Januari 2020 terjadi di sejumlah kota yang disurvei. Dari 10 kota yang menjadi objek survei, terindikasi penjualan eceran terpantau mengalami kontraksi di sejumlah kota seperti Medan (-8,8%, yoy), Denpasar (-5,3%, yoy), Banjarmasin (-2,5%, yoy) dan Bandung (-0,3%, yoy). Sementara itu, beberapa kota lainnya juga terpantau mengalami perlambatan penjualan seperti di Surabaya (5,1%, yoy), Makassar (1,1%, yoy), dan Manado (13,7%, yoy). Tren penurunan penjualan diprakirakan masih berlanjut pada Februari 2020 dengan prakiraan kontraksi pertumbuhan penjualan terjadi di Kota Medan, Surabaya, Denpasar, dan Bandung.
Responden memprakirakan penjualan eceran pada 3 bulan mendatang (April 2020) maupun 6 bulan mendatang (Juli 2020) akan meningkat. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi penjualan (IEP) 3 bulan yang akan datang sebesar 141,3, lebih tinggi dibandingkan 131,5 pada bulan sebelumnya didorong prakiraan meningkatnya permintaan selama Ramadan. Sementara itu, penjualan eceran pada Juli 2020 juga diprakirakan meningkat, terindikasi dari IEP 6 bulan sebesar 142,5 lebih tinggi dari 140,6 pada periode sebelumnya. Peningkatan tersebut diprakirakan sejalan dengan momen Idul Adha yang jatuh pada minggu terakhir Juli 2020.
Survei penjualan eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak September 1999 dan bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan PDB dari sisi konsumsi. Sejak Januari 2015, survei dilakukan terhadap sekitar 700 pengecer sebagai responden dengan metode purposive sampling di 10 kota, yakni Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Medan, Purwokerto, Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Denpasar. Indeks penjualan riil (IPR) dihitung dengan menggunakan bobot komoditas berdasar tabel input dan output, dan bobot kota berdasar pangsa konsumsi rumah tangga, produk domestik regional bruto (PDRB), terhadap konsumsi rumah tangga dan PDB. Responden bersifat panel dan dikelompokkan berdasarkan 7 klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009.(*/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini** Butuh competitor intelligence, klik di sini*** Butuh copywriter specialist, klik di sini**** Butuh content provider (branding online), klik di sini***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
- Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar